Menulis tidak perlu selalu di post

AR Wasil
1 min readOct 2, 2016

--

Sepertiya menulis pun sarana terapi. Mungkin terapi pikiran. Pikiran yang banyak sekali terlintas di kepala sering berakhir menjadi angan-angan panjang, tiada ujung dan berakhir stress. Dari mulai pikiran pekerjaan, pikiran mau belajar sesuatu baru tapi ga belajar-belajar, pikiran mau beli jam kacamata sepatu tapi susah dapet yang bagusnya sampai pikiran mengenai jodoh yang rasanya sulit sekali untuk di dekati.

Trik nya coba kita selingi dengan menulis. Tulis aja lah, ga usah banyakan mikir dan pusing. Tulis aja lah. Siapa tau dengan menulis pikirannya jadi terbagi. Sebenarnya ga terbagi, tapi teralihkan walau mungkin sejenak. Tapi tak apa, dibanding dipikir terus menerus dan tidak menghasilkan apa-apa, mending kita tuliskan saja dan paling tidak di akhir cerita pikiran ini membuahkan pesan.

Tulisan ini tidak untuk saya post. Hanya untuk saya simpan di notes saya. Hanya disimpan. Mungkin dilihat kembali pun tidak. Rasanya pun jarang juga melihat dan membaca tulisan-tulisan yang lama. Kalau dilihat lagi pun merasa malu dan ketawa-tawa sendiri dan langsung berhenti.

Begitu pula tulisan ini.

--

--

AR Wasil

Product Designer at Tech Startup. Follow for fresh digest about productivity & design.| 📖 Author PetunjukUX.com | I give more design tips @ twitter.com/arwasil